Wednesday 20 February 2013

Dan Ia telah mengajarkan Adam, apa nama benda-benda dan gunanya, kemudian ditunjukkannyakan kepada malaikat lalu Ia berfirman: "Terangkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu semuanya, jika kamu orang-orang yang benar". Malaikat menjawab: "Maha Suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak memiliki pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkau-lah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana ". Allah berfirman: "Hai Adam! Terangkanlah nama benda-benda ini semua kepada mereka". Maka setelah Adam menjelaskan nama benda-benda itu kepada mereka, Allah berfirman: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan". (Ayat 31 - 33: Surah al-Baqarah)
Allah mengetahui rahasia semua langit dan bumi. Dia mengetahui yang sebenarnya dan yang disembunyikan. Bagian dari pengetahuan tersebut Allah disimpan pada fitrah Adam as sebagaimana firman-Nya yang artinya: "Dan Kami ajarkan kepada Adam nama-nama sekaliannya". Maksud nama di sini adalah nama beserta segala informasi yang rinci yang berkaitan dengan yang disebut itu. Bakat fitrah yang mengetahui sebagian dari yang nyata dan yang disembunyikan menurut apa yang diberikan oleh Allah itu dinamakan kasyaf. Pengetahuan Adam as melalui kekuatan kasyaf melebihi pengetahuan malaikat.

Keistimewaan yang ada pada fitrah manusia adalah karena perkaitannya dengan tiupan Roh Allah

.. lalu Aku tiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku, maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (Ayat 72: Surah Saad)

Dan (ingatlah) tatkala Kami berfirman kepada malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam!" (Ayat 34: Surah al-Baqarah)
Semua makhluk termasuk malaikat diperintahkan sujud kepada Adam as karena fitrah Adam as ada relevansi dengan tiupan Roh Allah Kadang istilah 'Rahasia' atau 'Rahasia Allah' digunakan oleh orang sufi untuk menceritakan maksud 'tiupan Roh Allah' itu. Istilah Rahasia digunakan untuk menerangkan bahwa 'tiupan Roh Allah' bukanlah sesuatu yang bisa diuraikan dengan jelas. Ia adalah sebenarnya rahasia karena jarang manusia yang diberi pengetahuan tentangnya dan kelompok sedikit yang diberi pengetahuan itu tidak mampu menghuraikannya dengan jelas kepada orang lain. Pemahaman itu ditanamkan sebagai keyakinan bukan uraian akal. Rahasia Allah itulah yang membuka bidang perhubungan di antara Allah dengan hamba-Nya. Rahasia Allah itulah yang menanamkan pemahaman tentang Allah yang " "; Allah Mendengar dan Melihat; Allah Maha Esa dan berbagai aspek ketuhanan.

Orang sufi banyak menggunakan istilah yang artinya kurang jelas bagi publik sedangkan istilah itu tidak ditemukan pada zaman Rasulullah saw Perlu diketahui bahwa huruf dan kata adalah alat untuk menyampaikan maksud. Terkadang huruf dan kata gagal menyampaikan maksud yang tersirat. Bila ia gagal menyampaikan maksud ia menjadi tabir yang menyembunyikan maksud. Ayat yang serupa ketika diucapkan oleh orang yang berlainan bisa membawa pengertian yang berbeda. Jika seorang pria asing mengatakan kepada seorang gadis, 'Aku cinta padamu,' ia tidak menyampaikan maksud yang jelas kepada gadis tersebut, tetapi jika kekasihnya yang mengucapkan demikian si gadis itu akan mendapat maksud yang jelas. Meskipun ayat yang serupa digunakan tetapi perbedaan orang yang mengatakannya membawa pengertian yang berbeda.

Hanya sejumlah kecil saja yang dapat mengeluarkan ucapan yang maksud sebenarnya masuk terus ke pemahaman si pendengar. Golongan yang paling arif dalam bidang tersebut adalah para nabi dan yang terutama di antara mereka adalah Nabi Muhammad saw Ketika Nabi Muhammad saw menyampaikan sesuatu hal maka maksud yang sebenarnya terus tertanam dan terpahat dalam hati si pendengar. Ketika beliau mengatakan, "Allah Mendengar dan Melihat," maka maksud Allah Mendengar dan Melihat itu menjadi jelas pada pemahaman orang yang menerima pengajaran dari beliau, sehingga uraian lanjut tidak diperlukan karena orang tersebut benar-benar mengerti apa yang beliau maksudkan. Muslim beriman kepada perkataan Rasulullah saw yang melahirkan pemahaman pada mereka dan mereka tidak perlu bertakwil lagi. Kata yang keluar langsung dari mulut Rasulullah saw berkekuatan menghancurkan hijab, membuka keghaiban dan menyampaikan maksud yang tersirat, melebihi apa juga bentuk praktek menghancurkan hijab atau menyingkap kegaiban yang dilakukan oleh siapapun, apakah rahib atau ahli suluk. Sebab itu para sahabat beliau tidak perlu menjalani latihan khusus seperti berkhalwat atau bersuluk. Ketika Rasulullah saw mengatakan, "Allah lebih dekat kepada kamu dari urat leher kamu sendiri", maka para sahabat mendapat pemahaman yang akurat tentang jarak Allah yang beliau maksudkan itu. Mereka tidak membutuhkan review karena kata yang keluar langsung dari mulut Rasulullah saw memberikan pemahaman yang lebih jelas dari apa juga bentuk dan cara penjelasan. Kata Rasulullah saw sudah membukakan rahasia dan yang tersembunyi mengenai apa yang beliau katakan, maka tidak ada kebutuhan pada istilah tambahan, yang rahasia atau yang samar-samar.

Semakin jauh zaman meninggalkan Rasulullah saw berkurang kekuatan kata yang diucapkan oleh manusia, meskipun mereka menggunakan bahasa dan kata yang pernah beliau ucapkan. Ayat al-Quran yang dibaca pada hari ini sama dengan ayat al-Quran yang dibacakan oleh Rasulullah dahulu tetapi tidak ada manusia pada hari ini dapat membacakan al-Quran dengan cara menyampaikan maksud sebenarnya dan setepat yang dibacakan itu kepada pendengar sebagaimana yang telah dilakukan oleh Rasulullah saw Guru-guru hari ini harus menemukan kekuatan tambahan kepada kata mereka dengan memperbanyak kata yang dikatakan dalam bentuk terjemahan, uraian, interpretasi, review, perumpamaan dan sebagainya. Ketika sampai pada hal-hal gaib dan tersembunyi guru perlu mengadakan pintu untuk menahan murid yang belum layak menabrak ke depan dan sebagai jalan masuk ke murid yang sudah layak. Pintu tersebut adalah istilah-istilah yang baru digunakan, yang tidak digunakan sebelumnya. Ia menjadi perbatasan memisahkan yang khusus dari yang publik. Di antara istilah baru itu adalah Rahasia Allah yang menceritakan tentang hubungan insan dengan tiupan Roh Allah Istilah tersebut membatasi publik dari mencari-cari maksud yang tersirat dan istilah itu juga menjadi stasiun loncatan untuk mereka yang memperoleh pemahaman tentang hal tersebut. Pemahaman yang diperoleh itu adalah pemahaman yang tidak dapat diuraikan, tetapi dimengerti halnya dan melaluinya orang khusus maju terus dalam mengenal Allah

Allah menganugerahkan fitrah universal kepada manusia karena mereka mengemban amanah dan beban tugas yang suci dan mulia:
(Allah bertanya dengan firman-Nya): "Bukankah Aku Tuhanmu?" Mereka semua menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Ayat 172: Surat al-A'raaf)

No comments:

Post a Comment