Tuesday 9 July 2013

Rasulullah s.a.w bersabda:
Semua kamu (yang berpikir) tentang Zat Allah adalah orang dungu.

Upaya akal untuk menembus Hijab Keteguhan adalah sia-sia. Jika dipaksa juga tidak ada yang ditemukan melainkan kemungkinan menjadi gila. Sebab zat Allah itu bukan bagian dari apa yang bisa dipikirkan dengan logika, karena bukan konsumsi logika dan logika tak akan menemuinya, sebab Allah itu bukan bagian dari alam ini, dan molekulnya, Allah itu penciptanya Alam ini. Bukan bagian dari alam semesta.

Begitulah makrifat Allah s.w.t melalui akal. Tercerahkan dengan akal menjadi dasar kepada makrifat melalui zauk atau pandangaan mata hati. Anggota Allah swt. meningkatkan imannya dengan membenamkan dirinya ke dalam ibadah dengan sungguh-sungguh. Mereka berpuasa pada siang hari dan shalat di malam hari. Ada antara mereka yang bersembahyang lebih 500 rakaat sehari, khatam membaca Al-Quran setiap hari dan berpuasa sepanjang tahun. Jika Allah izinkan, mereka akan mengalami hakikat wujud Zat Allah swt. yang sulit untuk dijelaskan akal dan penjelasan yang bagaimanapun.

Pengalaman makrifat menurut akal berhenti pada pernyataan: "Semata-mata zat, yang maujud hanya Wajibul Wujud", atau dzat yang wujudnya wajib, karena adanya ciptaaaNya, Pengalaman tercerahkan secara zauk pula berakhir pada: "Zat yang kosong dari makhluk, yang maujud hanya Allah swt. Sudah ada Allah swt. dan tidak sesuatu beserta-Nya. Dia sekarang adalah tetap sebagaimana sebelumnya."

Ungkapan ini bukan untuk diperdebatkan atau dijelaskan dengan rinci karena ia telah melewati batas ilmu tak sesiapapun bisa menjelaskannya, karena apa yang dijelaskan itu adalah apa yang kelihatan dan dapat ditangkap indra bisa dijelaskan, karena adanya penyesesuaian dan persamaan, siapa si UDIN si udin itu orangnya setinggi tukul, mulutnya seperti dono, kumisnya seperti opi kumis, nah penjelasan itu bisa dijelaskan karena ada persamaannya, sedang Allah tak ada yang menyerupainya,

Makanya tidak bisa dijelaskan dengan permisalan yang lain. Ini adalah pengalaman rohani, dinamakan penyaksian hakiki mata hati, tatkala hilang rasa wujud diri dan sekalian yang maujud, hanya Wujud Allah swt. yang nyata, semata-mata Allah SWT dan segala sesuatu Allah swt. Kondisi ini dicapai setelah melewati makam-makam ilmu, amal, berserah diri, rido, ikhlas, lalu masuk ke dalam makam tauhid yang hakiki.
Sudah ada Allah swt. dan tidak sesuatu beserta-Nya.
Allah sekarang adalah Allah yang dahulu juga.
Juga Allah yang kapanpun juga, Allah itu bersifat abadi, kekal, tak ada awal juga tak ada akhir.

Pengalaman rohani adalah aneh menurut kacamata akal. Ini adalah satu kondisi terlepasnya ikatan kesadaran terhadap diri sendiri dan dikuasai oleh kesadaran yang lain. Jika ingin memahami akan kesadaran-kesadaran yang mempengaruhi kesadaran manusiawi itu terlebih dahulu perlu dipahami tentang kejadian manusia itu. Manusia yang bertubuh badan dapat diistilahkan sebagai alam jasad. Alam jasad mendiami alam dunia. Hubungan yang erat antara alam jasad dengan alam dunia menyebabkan pengaruh alam dunia ke alam jasad sangat kuat. Alam jasad menerima pengaruh alam dunia dan menganggapnya sebagai kesadaran dirinya sendiri. Ia tidak dapat lagi membedakan antara kesadaran jasad yang asli dengan kesadaran duniawi yang menguasainya.

Alam dunia itu berada di dalam lingkupan Alam Malakut (alam malaikat). Alam Malakut menguasai alam dunia dan alam jasad. Energi malaikat-malaikat menjadi energi kepada dunia dan jasad yang menyebabkan dunia dan jasad bisa bergerak. Sistem yang berjalan rapi di dunia dan jasad adalah disebabkan oleh energi malaikat yang bekerja dengan tepat mengawalnya. Hisap udara, kerlipan mata, peredaran darah, pertumbuhan rambut dan kuku, gerakan otot dan semuanya adalah hasil dari tindakan malaikat meskipun manusia tidak menyadarinya. Perjalanan matahari, penurunan hujan, angin dan semua aktivitas benda-benda dunia dihasilkan dari tindakan malaikat-malaikat. Relevansi antara jasad, dunia dan malakut adalah umpama sebatang pohon kelapa di atas sebuah pulau di dalam laut. Pohon kelapa tidak terpisah dari pulau dan tidak terpisah dari laut. Air laut meresap ke dalam tanah pulau dan air yang sama juga meresap ke dalam akar, batang, daun dan seluruh pohon kelapa. Pohon kelapa memperoleh energi pertumbuhan dari air laut yang meresap ke dalamnya. Begitulah ibaratnya energi malaikat yang menjadi sistem aktivitas manusia.

Alam Malakut dengan segala isinya termasuk dunia dan jasad berada di dalam Alam Jabarut. Jabarut bukanlah alam seperti yang dipahami. Jabarut berarti sifat Allah s.w.t. Ini berarti malakut, dunia dan jasad adalah efek dari kemampuan sifat atau dikatakan juga perbuatan yang dihasilkan oleh sifat. Jabarut pula dikuasai oleh Lahut yaitu Zat Ilahiat. Malakut, dunia dan jasad diistilahkan sebagai sekalian alam, merupakan perbuatan yang dikuasai oleh sifat dan sifat pula dikuasai oleh zat. Ini berarti tidak putus hubungan di antara Lahut kepada Jabarut kepada malakut kepada dunia dan kepada jasad.

Jika dilihat pada lapisan yang paling luar akan kelihatanlah gerakan benda-benda. Jika direnungkan ke lapisan yang lebih mendalam sedikit kelihatanlah pula gerakan benda-benda dihasilkan oleh energi malaikat. Jika dilihat ke lapisan yang lebih mendalam akan terlihat pula pergerakan benda-benda dan energi malaikat merupakan perbuatan Tuhan. Jika dilihat ke lapisan yang lebih dalam akan tampak pula sekalian perbuatan Tuhan itu adalah efek dari kemampuan sifat Allah swt Jika dilihat pada lapisan yang paling dalam akan kelihatanlah bahwa sekalian alam yang muncul karena perbuatan Tuhan, perbuatan itu lahir dari kemampuan sifat Tuhan dan sifat pula bersumberkan zat Ilahiat. Jika dilihat semuanya tanpa terdinding antara satu dengan yang lain maka kelihatanlah bahwa zat Ilahiat menguasai segala sesuatu.

Bila semuanya sudah sempurna kedudukannya maka Allah swt mengwujudkan sesuatu yang sangat istimewa. Ia adalah roh manusia. Roh manusia adalah sesuatu yang dari Allah swt, tiupan Roh Allah, berkait dengan Zat Allah, tidak dapat dinisbahkan kepada apa saja melainkan kepada Allah, tetapi ia bukanlah Allah karena "Tidak sesuatu yang menyamai-Nya". Roh manusia yang dinisbahkan kepada Allah swt inilah yang paling mulia:

Kemudian ketika Aku sempurnakan kejadiannya (Adam), dan Aku tiupkan padanya roh dari (ciptaan)-Ku maka hendaklah kamu sujud kepadanya. (Ayat 72: Surah Saad)

Kemuliaan roh manusia yang Allah tiupkan dari Roh-Nya menyebabkan malaikat-malaikat kena sujud kepada Adam. Roh pada martabat ini adalah urusan Allah s.w.t:

Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhanku". (Ayat 85: al-Israa')
Bagaimana atau apakah hubungan roh dengan Allah swt? Perkaitannya adalah Rahasia Allah SWT yang manusia tidak diberi pengetahuan tentang kecuali sedikit saja. Roh pada martabat Rahasia Allah swt inilah yang sudah mengenal Allah swt dan menyaksikan bahwa:
Sesungguhnya Allah Maha Esa. Tidak sesuatu beserta-Nya.

Roh yang terkait dengan Allah swt menghadap kepada Allah swt dan dikuasai oleh kesadaran yang hakiki atau penglihatan rohani yang hakiki atau kesadaran tauhid yang hakiki.

Roh urusan Allah swt itu kemudian terkait pula dengan perbuatan Allah swt yaitu alam. Unsur alam yang menerima hubungan dengan roh urusan Allah swt itu disebut roh juga. Roh jenis kedua ini menghuni alam seperti makhluk Tuhan yang lain juga. Tempat roh tersebut adalah Alam Arwah {alam roh}. Roh yang mendiami Alam Arwah ini kemudian terkait pula dengan jasad. Jasad yang berkait dengan roh menjadi hidup dan disebut manusia. Perjalanan dari atas ke bawah ini dinamakan:
innaa lillahi
Kami datang dari Allah s.w.t.
Karena manusia datang dari Allah swt mereka berkewajiban pula kembali kepada Allah swt.
wa innaa ilaihi roji'uun
Kepada Allah s.w.t kami kembali.

No comments:

Post a Comment