Thursday 4 July 2013

Dalam membentuk kepribadian tauhid, kita harus melihat sesuatu dari asal mulanya hingga penghabisan sampainya jangan melihat pada masalah dengan sepotong sepotong, karena itu akan memusingkan kita dan akan membuat kita makin terbawa pada cabang dan ranting masalah. Orang yang masih dalam proses membentuk kepribadian tauhid, diibaratkan jembatan tempat lalu-lintas yang datang dan yang pergi. Apa yang datang menceritakan asalnya dan yang pergi menceritakan tujuannya. Jembatan itu adalah hati dan yang datang itu bermacam-macam, diantaranya adalah niat, harapan, angan-angan, cita-cita, hajat dan keinginan. Semuanya datang dari arah yang sama, semuanya bukan jenis benda yang berupa, tetapi adalah jenis energi atau kekuatan gaib. Meskipun ghaib, masing-masing itu memiliki kemampuan dan kekuatan untuk mempengaruhi hati, juga mempengaruhi segala keputusan dan perubahan sikap dan tingkah laku kita sehari hari. Ekpresi dan perubahan segala gerak dan wajah itu terpengaruhi oleh apa yang datang dan pergi dari hati, Efek yang berbeda-beda menyebabkan satu kemampuan dan kekuatan dapat dibedakan dengan kemampuan dan kekuatan yang lain. Dapat dikenal kemampuan dan kekuatan marah, jika orang marah, dari mata merah, sampai wajah memerah, sampai banting piring, sampai membunuh orang, itu ada ekperesi dan gerak ibadah yang dipengaruhi oleh marah yang melintas ke dalam suasana hati, juga benci jika benci itu datang lantas mempengaruhi hati walau rasa ini datang dan pergi, kadang datang dan perginya meninggalkan dendam yang tak berkesudahan, begitu lama mengendap di hati dan setiap saat seketika bisa meledak seperti gunung meletus, juga rasa suka, niat, harapan, keinginan dan lain-lain. awal apa yang melintasi hati itu sumber datangnya semuanya adalah makam Lahut (zat Ilahiat), turun ke makam Jabarut (sifat). Pada makam Jabarut muncullah Iradat dan Kudrat Allah. Iradat dan Kudrat Allah swt menjadi sumber kepada semua kemampuan dan kekuatan. Pancaran Iradat dan Kudrat diterima oleh Alam Malakut sebagai perintah Allah swt. Iradat dan Kudrat yang diterima oleh para malaikat bernama Haula dan Kuwwata Allah, lalu malaikat-malaikat yang menyambutnya mengucapkan:
Lakhaula wala quwwata illa billahil aliyil adziim
Tidak ada kemampuan menjalankan bentuk laku ibadah apapun dan tidak ada kekuatan menghindar dari bentuk maksiat apapun melainkan dengan (Iradat dan Kudrat) Allah swt.

No comments:

Post a Comment