Tuesday 9 July 2013

Ada perbedaan antara sifat iblis dengan hawa nafsu. Sifat iblis adalah pendatang haram sementara hawa nafsu adalah tuan rumah yang mengizinkan pendatang haram tinggal di rumahnya. Tidak mungkin ada sifat yang menyalahi ubudiyah jika tidak ada keinginan. keinginan itu yang menjadikan seseorang lantas menyalahi dan menyeleweng dari arah tujuannya, mau ke suatu tempat, di jalan melihat tukang bakso, lantas ingin beli bakso, juga ketika menerima amanah kepercayaan, misal kekuasaan, karena punya keinginan kaya lantas kedudukannya di pakai memperkaya diri sendiri, Malaikat tidak memiliki hawa nafsu, sebab itu mereka selalu taat dan menjalankan tugas mereka dengan sempurna, tak ada malaikat yang nongkrong di warung pecel pasar, istirahat dulu ketika mau mencabut nyawa seseorang, juga malaikat walau wanita secantik apapun, akan tetap di cabut nyawanya ketika Allah memerintah di cabut nyawanya, dan itu bukan menganiaya, karena telah membunuh wanita cantik atau bayi yang tak berdosa, karena itu semata mata menuruti perintah Allah bahkan mereka tidak tahu berbuat durhaka kepada Allah swt, Matahari tidak ada keinginan, sebab itu ia tidak menyimpang dari orbitnya. tak pernah kan sekali waktu, matahari nelonong, malam malam nongol karena ada konser dangdut, cuma karena konsernya malam, jadi waktu siang dia ndak bisa ngelihat, Manusia memiliki hawa nafsu sebab itu manusia dapat berbuat tidak taat dan bisa lari dari jalan lurus yang disajikan kepada mereka, dan manusia selalu terseret oleh banyaknya bayang banyang keinginan, ingin bakso karena membayangkan nikmatnya, sudah membeli bakso, ingin bakso lain, karena di kiranya gak sama rasanya. seorang lelaki ingin punya perempuan lain, karena mebayangkan kalau rasanya tak sama.

Iblis dan antek-anteknya yaitu setan bertindak memberikan saran dan rekomendasi tetapi tidak kuat menggerakkan setiap anggota manusia untuk melakukan sesuatu yang dia inginkan. sebab iblis tidak di beri ijin untuk menjajah manusia, tapi hanya di beri ijin untuk menggoda manusia, juga tak di beri ijin untuk menyerang manusia dengan perang terbuka, entah bagaimana jika iblis itu di beri ijin untuk berperang dengan manusia, niscaya manusia akan binasa, karena kuatnya iblis dalam perhitungan logika, Tetapi, jika hawa nafsu menerima rekomendasi dan saran iblis itu maka hawa nafsu berkuasa memaksa anggota tubuh badannya supaya berbuat sebagaimana yang disarankan oleh iblis itu. syaitan menuangkan berbagai gambaran dan bayangan ke dalam hati manusia, melalui urat urat, mengaliri darah, dan seperti tontonan bioskop yang memenuhi pemikiran manusia, dan memanas manasinya sampai manusia itu mau menjalankan, dan tau akan berhenti sampai manusia itu melakukan satu kesalahan, dan mengulang kesalahan, dan sampai manusia itu merasa kesalahan itu jadi kebiasaan dan kebuuhan, ketagihan, dan sampai sudah teramat berat lagi karena sudah sakau dalam menjalankan kesalahan dan dosa, Iblis menyalurkan sifat-sifat, dan hawa nafsulah yang menerima dan memakai atribut tersebut. Satu hal yang signifikan adalah rekomendasi atau ide yang disampaikan oleh iblis dan setan kepada hawa nafsu itu dirasakan oleh hawa nafsu bahwa saran itu datang dari dirinya sendiri, bukan disalurkan kepadanya dari sumber lain. karena pintarnya dan liciknya syaitan membuat perumpamaan dan gambaran pada nafsu, sehingga nafsu terbelai belai, seperti bayi yang di buai buaian ibunya. sampai manusia merasa yang kesenangan itu adalah tujuan sebenarnya, dosa itu adalah kenikmatan yang sejati dan harus di perjuangkan.

Hawa nafsu akan mempertahankan pendapat iblis dan setan yang diterimanya itu seperti dia mempertahankan pendapatnya sendiri bahkan dia menepuk dada mengakui bahwa pendapat tersebut adalah pendapatnya sendiri. Begitulah kebodohan dan kesombongan hawa nafsu yang tidak menyadari dirinya ditunggangi oleh iblis dan setan. Ketika dia menerima rekomendasi dari iblis dan setan dia memberontak kepada Tuhan dan melakukan syirik terhadap-Nya. manusia yang sadar akan mengembalikan pokok tujuan diri di ciptakan, memandang awal juga akhir perjalanan, sehingga bisa membedakan mana tipuan iblis yang akan menjerumuskan. dan mana ajakan kepada kebenaran. tak semua yang menyenangkan itu adalah benar, dan tak semua yang menyakitkan itu adalah kesengsaraan, dalam hakikatnya.

No comments:

Post a Comment