Sebagaimana galon itu dibuat agar mampu menerima jika diisi air, dibuat tidak bocor, dan bisa menjaga apa air yang bersifat cair, beda juga dengan toples dibuat untuk menyimpan krupuk, toples dibuat agar krupuk di dalamnya tidak cepat mlempem, dan bertahan kerasnya, beda juga lemari dibuat itu untuk menyimpan baju, agar baju bisa tersimpan di dalamnya tidak rapi, sangat bodoh jika lemari kemudian dituangi air agar air tersimpan di dalamnya, juga sangat bodoh jika baju diusahakan disimpan di dalam galon air, apa apa sesuatu itu dibuat untuk dapat menerima apa yang akan disimpan di dalamnya dan kuat menyimpan sebagaimana fungsinya.
Sebagaimana wirid berfungsi mempersiapkan seseorang agar berada dalam keadaan sesuai dan mampu menerima dan menanggung kedatangan kurniaan Allah s.w.t. Kadang-kadang kurniaan Allah s.w.t datang kepada seseorang hamba tetapi kurniaan itu tidak menetap, kerana orang itu tidak mampu menanggungnya. Diri seseorang adalah umpama lemari, galon, dan toples dibentuk yang boleh diisi dengan apa yang boleh diterimanya. Oleh yang demikian seseorang itu haruslah melengkapkan dan memperkuatkan dirinya supaya sesuatu kurniaan Allah s.w.t yang datang kepadanya tidak mengalir keluar atau dia tidak berdaya menanggungnya. Kurniaan Allah s.w.t yang berupa kebaikan tidak semestinya boleh ditanggung oleh semua orang, dan hanya ditanggung oleh orang yang telah dibentuk dengan aneka macam wirid, sehingga orang itu mampu menanggung apa apa yang dikaruniakan padanya.
Perkara yang sama juga boleh berlaku kepada kurniaan duniawi. Ada orang yang menemui kebinasaan kerana mereka menerima kekayaan dan kekuasaan ketika mereka tidak kuasa menerimanya. Dalam bidang kerohanian pula ada orang yang hilang kewarasannya apabila dibukakan tabir ghaib. Mereka tidak mampu bertahan menerima gangguan makhluk halus. Jalan yang selamat bagi seseorang adalah mempersiapkan dirinya agar dia selamat daripada tarikan tipu daya dalam alam rohani yang dia tidak mengerti.
Amal ibadat atau wirid hendaklah dilakukan semata-mata kerana Allah s.w.t. Jangan dicari kekeramatan dan khadam. Orang yang mempunyai hajat kepada sesuatu selain Allah s.w.t, mudah terjerumus ke dalam kebinasaan. Apa saja yang dihajati mempunyai tarikan kepada hati. Semakin besar hajat semakin kuat tarikannya. Hajat itu menjadi hijab menutup hati. makin banyak keinginan dan hajad seseorang, akan makin banyak juga penutup hatinya, Ini membuatnya tidak mengenali makhluk rohani yang datang kepadanya dengan rupa yang elok-elok, indahnya rasa sabar, ridho, ikhlas, tawakal, zuhud, makrifat, ilmu dan aneka macam mahluk ruhani. Jika kedatangan makhluk rohani tersebut berbetulan ketika dia mendapat sesuatu kelebihan, maka akan timbullah pergantungannya kepada makhluk rohani tersebut. Bertambahlah kesukarannya untuk mendapatkan tauhid yang sejati.
Seseorang yang mau sampai kepada Allah s.w.t disyaratkan melalui jalan yang menghancur leburkan hawa nafsu, kehendak dan tujuan kepada segala-galanya selain Allah s.w.t. Hanya Allah s.w.t maksud dan tujuan. Hanya keridhoan-Nya yang dicari. Jalan ini penuh dengan perjuangan atau mujahadah, memutuskan rantai-rantai duniawi dan nafsu, menyingkap tabir asbab, mengenderai tajrid, berserah bulat kepada Allah s.w.t dengan membuang ikhtiar memilih dan reda dengan apa saja lakuan Allah s.w.t kepada dirinya.
Diri atau an-nafs mesti disuci-bersihkan agar ia terlepas daripada pengaruh ‘adam dan masuk ke dalam suasana Sir (rahsia hati) Bertambah murni an-nafs bertambah sempurna melingkupi sirnya. Sir menerima pancaran Nur Ilahi. Sir yang menerima pancaran Nur Ilahi akan menerangi an-nafs (nafsu natiqah) dan seterusnya menerangi kalbu (hati). Terang atau malap sinaran Nur Ilahi yang diterima oleh hati bergantung kepada sifat Sir atau Rahsia hatinya. Sir yang kuat akan memancarkan cahaya yang kuat dan hati menjadi sangat terang. Apabila hati menjadi terang benderang oleh sinaran Nur Ilahi, ia tidak dapat lagi diperdayakan sebab yang seharusnya terlihat akan terlihat yang seharusnya tak terlihat akan menyingkir, sebagaimana mtahari menyibak kegelapan di waktu malam. Cahaya Nur Ilahi melahirkan apa yang asli. Rupa, bentuk dan warna tidak dapat menyembunyikan keaslian sesuatu. Hati akan mengenali syaitan walaupun ia datang dalam rupa yang cantik atau dalam bentuk manusia yang berjubah dan bertampang seorang yang keren. Hati akan mengenali malaikat walaupun ia datang tanpa rupa. Pengenalan sebenar hanya diperolehi dengan bantuan Nur Ilahi. Tanpa Nur Ilahi tidak mungkin mencapai makrifat.
Nur Ilahi tidak menyampaikan cahayanya jika Sir dibungkus oleh kekotoran nafsu. Nafsu hendaklah dimurnikan agar ia kembali kepada keasliannya yang dipanggil nafsu muthmainnah, barulah diperolehi ketenteraman yang sejati bila nur makrifat menyelimutinya. Insan yang sampai kepada peringkat ini berjalan dengan petunjuk dan tarikan Nur Ilahi. Dia tidak lagi bersandar kepada amalnya, ilmunya, malaikat dan makhluk rohani. Sinaran kesucian Sir yang membimbingnya, dan menjadikannya insan berpangkat hamba Tuhan. karena melihat sesuatu sesuai dengan penglihatan dan penilaian yang hakiki, hati akan di penuhi cahaya ikhlas, jadi ikhlas itu tidak bisa di usahakan tanpa bantuan nur sir, dan nur ilahi yaitu cahaya di atas cahaya, sebagaimana penglihatan murni tanpa tipuan itu tak bisa diusahakan kecuali dengan bantuan cahaya yang menjelaskan pada mata dan cahaya yang di alam ini tak akan bisa berenergi tanpa cahaya matahari, dan cahaya matahari itu tak bisa meletupkan cahaya kalau cahaya ilahi itu tak teranugerahkan, cahaya rohman rohim tak menjadikan peredaran dan kejadian sebagaimana rantai kejadian saling sambung menyambung membentuk eksistensi kejadian alam berkesinambungan tanpa henti.
Subhanallah
ReplyDelete