Thursday 12 September 2013

Jika ingin memahami tentang fakta suatu kejadian maka harus dilihat dari sumbernya agar tidak tercerai berai kepahaman, dan tak tercabik kepahaman, karena cabang cabang pendapat. Sumber segala kejadian ada di sisi Allah swt, Allah menciptakan makhluk-Nya menurut Iradat-Nya, dengan Kudrat-Nya dan sesuai dengan Ilmu-Nya. Apa juga yang Allah swt berkehendak menciptakan sudah termaktub di dalam Ilmu-Nya. Apa yang di sisi Allah swt atau pada Ilmu-Nya itu dinamakan hakikat. Sebelum Allah menciptakan alam dan benda-benda alam, hakikat alam dan hakikat-hakikat benda alam sudah ada pada Ilmu-Nya. Fakta adalah keberadaan yang memerintah atau mengatur. Segala yang diciptakan Allah swt, yang mengisi ruang alam, dikendalikan oleh fakta masing-masing. Fakta yang berhubungan dengan kejadian manusia dinamakan Hakikat Manusia atau Hakikat Insan. Hakikat Insan mengontrol kejadian manusia sejak manusia pertama hingga manusia yang penghabisan. Apa juga yang dikendalikan oleh Hakikat Insan akan lahir sebagai manusia. Fakta Malaikat mengontrol keberadaan malaikat. Fakta Hewan mengontrol keberadaan hewan dan demikian juga dengan fakta-fakta yang lain. Hewan tidak bisa menjadi manusia dan manusia tidak bisa menjadi malaikat apa lagi menjadi Tuhan. Hakikat masing-masing tidak mengizinkan hal demikian terjadi.

Dan engkau tidak sekali-kali akan menemukan perubahan bagi "Sunnatullah" itu. (Ayat 62: Surah al-Ahzaab)

Tidak ada (apapun) perubahan pada kalimat (janji-janji) Allah. (Ayat 64: Surah Yunus)

Tidak suatupun dari makhluk yang bergerak di muka bumi melainkan Allah-lah yang menguasainya. Sesungguhnya Tuhanku tetap di atas jalan yang lurus. (Ayat 56: Surah Hud)

Fakta adalah suasana pemerintahan Tuhan. Suasana administrasi Tuhan bukan makhluk. Tuhan adalah Allah yang sendiri, dan tak ada yang menyerupai, keberadaannya tunggal tak ada yang menyamai, karena selain Allah adalah mahluk ciptaanNya, jika orang mencari Allah di bagian alam ini di manapun juga tak akan menemukan hakikat Allah, karena Allah bukanlah bagian dari alam, DIA pencipta alam, bukan bagiannya alam, Jadi DIA tidak bisa ditemukan pada makhluk tetapi kehadiranNya menguasai dan mengontrol keberadaan dan kesinambungan keberadaan makhluk dapat dirasakan. Akal yang sehat juga dapat mengakui kebenaran ini. Tanpa kontrol dari alam hakikat niscaya terjadi kekacauan pada kejadian makhluk. Tentu semua hewan ingin menjadi buraq. Manusia dan jin ingin menjadi malaikat. Semua orang ingin lahir sebagai putra raja. Tapi semua itu tidak terjadi karena benteng fakta sangat kuat, tidak dapat dihancurkan oleh makhluk. Pada Hakikat Insan sudah ada informasi yang jelas dan pasti tentang kejadian semua manusia termasuk giliran masing-masing masuk ke alam dunia ini.

No comments:

Post a Comment