Jika dirimu berada dalam tingkat hakekat, yaitu posisi wilayah (kewalian), maka lawanlah nafsumu itu dan patuhlah kepada perintah Allah sepenuhnya. Kepatuhan kepada perintah ini ada dua macam: pertama, hendaknya dirimu mengambil dari dunia ini apa-apa yang kamu butuhkan saja untuk kemudahan ibadahmu, hindarkanlah dirimu dari keserakahan hawa nafsumu, lakukanlah ibadah-ibadahmu dan hindarkanlah dosa-dosa, baik yang tampak maupun yang tersembunyi; kedua, berkenaan dengan perintah batiniah. Ini adalah perintah Allah yang berupa perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu. Perintah batiniah atau perintah yang tersembunyi ini adalah perintah untuk melakukan hal-hal yang tidak haram dan tidak pula wajib, di mana seorang hamba diberi kebebasan untuk bertindak. Dalam hal ini, hendaknya si hamba tadi tidak mengambil inisiatif (kemauan) sendiri, tatapi harus ia menunggu perintah yang berkenaan dengannya. Ketika perintah itu telah datang, maka patuhilah dengan segenap gerak dan diam, karena Allah semata-mata. Jika di dalam syari'at ada hukum tentang sesuatu hal, maka tunduklah kepada hukum itu. Tapi, jika tidak ada hukum di dalam syari'at tentang hal itu, maka bertindaklah menurut perintah batin atau perintah yang tersembunyi itu. Melalui inilah seseorang dapat menjadi orang yang benar-benar telah mencapai hakekat.
Jika perintah batin ini tidak ada dan yang ada hanyalah perbuatan Allah, maka ini membutuhkan suatu penyerahan. Jika dirimu telah mencapai hakekat yang sebenarnya, yang juga disebut "kondisi tenggelam atau fana", maka dirimu telah mencapai tingkat Abdal (mereka yang luluh hatinya karena Allah), sesuatu keadaan atau tingkat yang dimiliki oleh orang-orang yang tepat berjiwa tauhid, suatu keadaan yang dimiliki oleh orang-orang yang dikaruniai cahaya spiritual, yaitu orang-orang yang berilmu dengan kebijaksanaannya yang tinggi, orang-orang yang menjadi kepala dari seluruh kepala, pelindung dan penjaga publik, khalifah Allah dan wali-Nya serta orang-orang yang terpercaya-Nya. Mematuhi perintah di dalam hal-hal yang demikian itu adalah melawan keinginan Anda sendiri, memisahkan diri dari ketergantungan kepada daya dan upaya apa saja serta kosong dari segala keinginan dan tujuan apa saja yang berkenaan dengan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, jadilah kamu hamba raja itu dan bukan hamba kerajaan serta hamba perintah Allah dan bukan nafsu badaniah. Dan jadilah dirimu seperti bayi yang berada dalam pelukan ibunya, atau seperti mayat yang sedang dimandikan oleh orang-orang dan atau seperti orang sakit yang tidak sadarkan diri di hadapan dokter, di dalam hal yang berada di luar, baik berupa perintah maupun larangan. semoga dirimu bisa menjadi orang yang di jalankan oleh kehendak Allah dalam keadaan berserah dan ridho. agar perbuatan Allah itu nampak di lahiriyah dan batiniahmu, tak ada yang bisa melawan atau menyangkal atas perbuatan Allah di atas tubuhmu.
No comments:
Post a Comment