Tuesday, 20 August 2013

Jika dirimu tidak sanggup melaksanakan perintah Allah karena tarikan dunia telah menarikmu dan menyesatkanmu dalam kekeliruan arah tujuan penciptaanmu yaitu menghamba pada Allah, maka janganlah lalai untuk kembali menghadap Allah. Mohonlah ampunan-Nya dan memintalah dengan penuh merendahkan diri kepada-Nya. Carilah sebab musabab mengapa dirimu tidak sanggup melaksanakan perintah itu. Mungkin saja ketidak sanggupan melaksanakan perintah itu lantaran kejahatan kecurigaan yang tedapat di dalam pikiranmu, atau dirimu kurang sopan di dalam mematuhi-Nya, atau terlalu sombong dan bangga, atau terlalu menggantungkan diri kepada daya dan upayamu sendiri pada kekuatan logika dan pemikiranmu yang dicemari, dan atau dirimu menyekutukan Allah dengan dirimu sendiri atau mahluk atau ketergantunganmu atau percayamu pada selain Allah yang sebenarnya tak punya kekuatan sama sekali. Akibat semua itu, dirimu berada terlalu jauh dari-Nya, membuatmu lupa untuk mengikuti petunjuk-Nya, dirimu dijauhkan dari pertolongan-Nya, Dia murka kepadamu dan membiarkanmu asyik terlena dengan hal-hal duniawi dan menuruti nafsu angkara murkamu. Tahukah kamu, bahwa semua itu menyebabkanmu lupa kepada Allah dan menjauhkanmu dari Dia yang membuat dan mengasuhmu serta memberimu rizki yang tiada terkira. Oleh karena itu waspadalah terhadap apa saja yang dapat menjauhkanmu dari Allah. Berhati-hatilah terhadap apa saja selain Allah yang akan memalingkanmu dari Allah. Apa saja selain Allah bukanlah Allah dan apa saja selain Allah bukanlah Tuhan. Karenanya, jangan mengambil apa saja selain Allah lalu malah dirimu membuang Allah, karena Allah menciptakanmu itu hanya untuk mengabdi kepada-Nya saja bukan mengabdi pada benda apapun, atau manusia siapapun, atau dirimu sendiri. Maka janganlah menganiaya dirimu sendiri dengan melupakan Allah dan perintah-Nya, karena hal ini akan menyeretmu masuk neraka yang bahan bakarnya terdiri atas manusia dan batu. Ketika itu dirimu akan menyesal, sesal yang tidak berguna lagi. Tobat pada waktu itu sudah tidak berguna lagi. Merataplah dan menangislah, tetapi siapakah yang berdaya untuk menolongmu? dirimu memohon ampun kepada Allah, tetapi Allah tidak menerima permohonanmu lagi ketika itu. Kemudian dirimu berangan-angan ingin kembali lagi ke dunia untuk memperbaiki ibadahmu kepada Allah, tetapi apa daya dunia sudah tidak ada lagi bagimu.

Kasihanilah dirimu itu. Gunakanlah segala daya dan upayamu untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Gunakanlah apa saja yang telah diberikan Allah kepadamu, berupa ilmu, akal, kepercayaan dan cahaya spiritualmu untuk mengabdikan diri kepada Allah, agar dirimu diliputi cahaya yang terang benderang dan tidak lagi berada di dalam kegelapan. Berpegang teguhlah kepada Allah dan hukum-hukum-Nya, dan berjalanlah menuju Allah menurut aturan-aturan yang telah ditentukan oleh Allah. Dia-lah yang telah menciptakan dan memeliharamu seta menjadikankamu seorang manusia yang sempurna. Janganlah mencari apa-apa yang tidak diperintahkan-Nya dan janganlah mengatakan bahwa sesuatu itu buruk sebelum Dia mengharamkannya. Apabila telah ada keserasian diantaramu dengan Allah dan perintah-Nya, maka seluruh alam ini akan menghambakan diri kepadamu. Dan apabila dirimu menghindarkan apa-apa yang diharamkan oleh Allah, maka semua hal yang tidak diinginkan itu akan lari darimu di manapun juga kau berada. Allah berfirman, "Wahai manusia, Aku-lah Tuhan. Tidak ada Tuhan selain Aku. Jika Aku mengatakan kepada sesuatu, "Jadilah!" Maka jadilah ia. Patuhlah kepada-Ku sehingga jika kau mengatakan kepada sesuatu, "Jadilah!" Maka jadilah ia. " Allah juga berfirman, "Wahai bumi, barangsiapa menghambakan dirinya kepada-Ku, maka berkhidmadlah engkau kepadanya. Dan barangsiapa menghambakan dirinya kepadamu, maka buatlah ia susah." Demikianlah firman-firman Tuhan di dalam kitab-Nya.

Oleh karena itulah, jika datang larangan dari Allah, maka jadikanlah dirimu seolah-olah orang yang letih, lesu dan tidak berdaya; atau seperti tubuh yang tidak bersemangat, tidak berkehendak dan bernafsu, bebas dari dunia kebendaan, lepas dari nafsu-nafsu kebinatangan; atau bagaikan halaman rumah yang gelap gulita; dan atau seperti bangunan yang akan roboh yang tidak berpenghuni. Hendaknya kau menjadi seperti orang yang telah tuli, buta, bisu, sakit gigi, lumpuh, tidak bernafsu, tidak berakal dan badanmu tampak mati dan dibawa kabur.

Dirimu harus memperhatikan dan segera melaksanakan perintah-perintah Allah. Bencilah dan malaslah untuk melakukan apa-apa yang dilarang oleh Allah, beraksilah terhadapnya seperti orang mati dan serahkanlah bulat-bulat dirimu kepada Allah. Minumlah minuman ini, ambillah obat ini dan makanlah makanan ini, supaya kau bebas dari nafsu-nafsu kebinatangan dan kesetanan, agar kau sembuh dari penyakit dosa dan maksiat serta terlepas dari ikatan hawa nafsu. Semoga kau mencapai kesehatan jiwa yang sempurna.
Berserah dirilah dan bertawakal sepenuhnya kepada Allah di dalam segala hal, agar Dia memanifestasikan kerja-Nya melaluimu. Jika kebaikan yang dirimu temukan, maka bersyukurlah. Dan jika bencana yang menimpamu, maka bersabarlah dan kembalikanlah kepada Dia. Kemudian, rasakanlah keuntungan yang dapat ditemukan dari apa yang kamu anggap sebagai bencana itu, lalu tenggelamlah di dalam Dia melalui hal itu sejauh kemampuan yang kau miliki dengan cara kondisi rohani yang telah diberikan kepadamu. Dengan cara inilah kau dinaikkan dari satu tingkat ke tingkat lainnya yang lebih tinggi dalam perjalanan menuju Allah, supaya kau dapat mencapai Dia.

Kemudian akan disampaikan kepadamu satu posisi yang telah dicapai oleh orang-orang shiddiq, para syuhada dan orang-orang saleh sebelummu. Dengan demikian kau akan dekat dengan Allah, agar dapat melihat posisi orang-orang sebelummu dengan menuju Raja Yang Maha Agung itu. Di sisi Tuhan Allah-lah kau mendapatkan kesentosaan, keamanan dan keuntungan. Biarlah bencana itu menimpamu dan jangan sekali-kali mencoba menghindarkannya dengan kekuatanmu tanpa berserahmu pada-Nya, dan jangan pula kau merasa tidak senang dengan kedatangan bencana itu, karena panas api bencana itu tidak sehebat dan sepanas api neraka.

Telah diceritakan bahwa Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Sesungguhnya api neraka akan berkata kepada orang-orang yang beriman; 'Lekaslah kamu pergi wahai orang-orang mu'min, karena cahayamu akan memadamkan Apiku.'"

Bukankah cahaya si Mu'min yang memadamkan api neraka itu mirip dengan cahaya yang ada padanya di dunia ini dan yang membedakan orang-orang yang ta'at kepada Allah dengan orang-orang yang durhaka kepada-Nya? Biarkanlah cahaya itu memadamkan api bencana, dan biarkanlah kesabaranmu terhadap Tuhan itu memadamkan hawa panas yang hendak menguasaimu.

Sebenarnya, bencana yang datang kepadamu itu bukannya akan menghancurkanmu, melainkan sebenarnya adalah akan mengujimu, menegaskan kesempurnaan imanmu, sebab orang yang mengaku-aku itu perlu diuji, dan orang yang mengaku beriman itu perlu diuji keimanannya untuk memperkuat dasar kepercayaanmu dan memberikan kabar baik ke dalam batinmu. Allah berfirman, "Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu; dan agar Kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu." (QS 47:31)

Oleh karena itu, sementara kebenaran keimananmu telah terbukti dan kau dapat menyesuaikan diri dengan kehendak dan perbuatan Allah, dan dengan idzin Allah juga, maka hendaklah dirimu tetap bersabar dan ridho serta patuh kepada-Nya. Janganlah melakukan apa saja yang dilarang oleh Allah. Ketika perintah-Nya telah datang, maka dengarkanlah, perhatikanlah, bersegeralah melakukannya, senantiasalah bergerak dan jangan bersikap pasif terhadap takdir dan perbuatan-Nya, tetapi pergunakanlah seluruh daya dan upayamu untuk melaksanakan perintah-Nya itu.
Ketika Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Kaya memberimu harta kekayaan, maka janganlah terpengaruh oleh harta kekayaan itu, sehingga membuatmu lupa dan tidak taat lagi kepada Allah. Jika dirimu lupa dan tidak taat kepada-Nya karena adanya harta itu, maka akan tertutup dari-Nya di dunia ini dan di akhirat kelak. Sangat mudah juga harta itu akan diambil-Nya kembali dengan berbagai cara dan sebab yang amat mudah untuk-Nya melakukan dan menjadikan sebab itu, sekalipun dirimu tak menyangkanya sama sekali, sehingga dirimu menjadi miskin papa, lantaran dirimu lupa pada Yang Memberi. Jika dirimu tetap ingat dan ta'at kepada Allah dan hatimu sekali-kali tidak terpengaruh oleh harta benda itu, maka Allah akan memberikan harta itu kepadamu begitu saja tanpa menguranginya sedikit pun bahkan menambahi sekendak-Nya. Harta benda itu adalah hamba Allah dan dirimupun hamba Allah. Oleh karena itu, hendaklah dirimu hidup di dunia ini berada dalam perawatan Allah, agar di akhirat nanti dimuliakan dan diberi surga sebagai tempat tinggalmu yang kekal abadi bersama orang-orang yang benar, para syuhada, dan orang-orang saleh.
Jika dirimu berada dalam tingkat hakekat, yaitu posisi wilayah (kewalian), maka lawanlah nafsumu itu dan patuhlah kepada perintah Allah sepenuhnya. Kepatuhan kepada perintah ini ada dua macam: pertama, hendaknya dirimu mengambil dari dunia ini apa-apa yang kamu butuhkan saja untuk kemudahan ibadahmu, hindarkanlah dirimu dari keserakahan hawa nafsumu, lakukanlah ibadah-ibadahmu dan hindarkanlah dosa-dosa, baik yang tampak maupun yang tersembunyi; kedua, berkenaan dengan perintah batiniah. Ini adalah perintah Allah yang berupa perintah dan larangan untuk melakukan sesuatu. Perintah batiniah atau perintah yang tersembunyi ini adalah perintah untuk melakukan hal-hal yang tidak haram dan tidak pula wajib, di mana seorang hamba diberi kebebasan untuk bertindak. Dalam hal ini, hendaknya si hamba tadi tidak mengambil inisiatif (kemauan) sendiri, tatapi harus ia menunggu perintah yang berkenaan dengannya. Ketika perintah itu telah datang, maka patuhilah dengan segenap gerak dan diam, karena Allah semata-mata. Jika di dalam syari'at ada hukum tentang sesuatu hal, maka tunduklah kepada hukum itu. Tapi, jika tidak ada hukum di dalam syari'at tentang hal itu, maka bertindaklah menurut perintah batin atau perintah yang tersembunyi itu. Melalui inilah seseorang dapat menjadi orang yang benar-benar telah mencapai hakekat.

Jika perintah batin ini tidak ada dan yang ada hanyalah perbuatan Allah, maka ini membutuhkan suatu penyerahan. Jika dirimu telah mencapai hakekat yang sebenarnya, yang juga disebut "kondisi tenggelam atau fana", maka dirimu telah mencapai tingkat Abdal (mereka yang luluh hatinya karena Allah), sesuatu keadaan atau tingkat yang dimiliki oleh orang-orang yang tepat berjiwa tauhid, suatu keadaan yang dimiliki oleh orang-orang yang dikaruniai cahaya spiritual, yaitu orang-orang yang berilmu dengan kebijaksanaannya yang tinggi, orang-orang yang menjadi kepala dari seluruh kepala, pelindung dan penjaga publik, khalifah Allah dan wali-Nya serta orang-orang yang terpercaya-Nya. Mematuhi perintah di dalam hal-hal yang demikian itu adalah melawan keinginan Anda sendiri, memisahkan diri dari ketergantungan kepada daya dan upaya apa saja serta kosong dari segala keinginan dan tujuan apa saja yang berkenaan dengan dunia dan akhirat. Oleh karena itu, jadilah kamu hamba raja itu dan bukan hamba kerajaan serta hamba perintah Allah dan bukan nafsu badaniah. Dan jadilah dirimu seperti bayi yang berada dalam pelukan ibunya, atau seperti mayat yang sedang dimandikan oleh orang-orang dan atau seperti orang sakit yang tidak sadarkan diri di hadapan dokter, di dalam hal yang berada di luar, baik berupa perintah maupun larangan. semoga dirimu bisa menjadi orang yang di jalankan oleh kehendak Allah dalam keadaan berserah dan ridho. agar perbuatan Allah itu nampak di lahiriyah dan batiniahmu, tak ada yang bisa melawan atau menyangkal atas perbuatan Allah di atas tubuhmu.