Wednesday, 2 January 2013

Tips Cara Merawat Kain Batik

Merawat kain batik ternyata bukan merupakan pekerjaan gampang, kalau keliru cara mencucinya akan mengakibatkan kerusakan dan warna luntur. Raja Jempol dalam artikel awal tahun baru 2013 ini mencoba share cra merawat kain batik atau baju batik yang kita miliki agar awet dan tidak luntur.

kain batik

Kain batik tak beda jauh seperti merawat gadget semisal Iconia PC Tablet dengan Windows 8 ataupun barang-barang lainnya. Apabila kita mengetahui cara merawatnya dapat mencapai umur puluhan tahun masih kelihatan awet walaupun sering dipakai.



Berikut ini adalah langkah-langkahnya :

a. kain batik setelah 2 atau 3 kali dipakai baru dicuci, tentunya setelah dicuci diangin-anginkan dan usahakan jangan terkena sinar matahari langsung.

b. mencucinya dengan air hujan atau 2 buah klerak yang telah dibuang isinya, juga dapat 1 sendok makan minyak klerak yang dijual diberbagai toko. Klerak atau minyak dimasukan dalam air cucian diaduk hingga berbuih kemudian masukan kain batik celupkan hingga rata, jangan diucek diputar, diplintir serta jangan dicampur dengan cucian lain selain batik. Setelah dicuci bersih diberi kanji tipis-tipis kemudian kibas-kibaskan dan dijemur ditempat yang tidak terkena inar matahari langsung, cara menjemurnya usahakan rata.

c. Setelah kering dianginkan sehari semalam baru diratus, setelah diratus dikukub dengan cara membentangkan bagian atasnya ditaburi bunga kenanga, mawar, melati tau bunga mayamng jambe, kemudian gulung dari bagian sisi pendek yang lain. Cara ini membutuhkan waktu dua hari jangan lebih agar bau bunga tidak menjamur atau hilang aromanya.

Fungsi bau-bauan dari berbagai bunga tersebut adalah untuk mencegah kain batik dari gangguan serangga seperti kecoak, rengat, mrutu dan kutu busuk.



Cara meratus kain batik :

Sediakan sebuahb kurungan ayam atau rak handuk. Didalam kurungan atau rak handuk tersebut diberi anglo/pedupan yang bertutup ada lobangnya disertai bara api secukupnya, dan arangnya harus baik agar panasnya awet dan tidak menimbulkan percikan api, baru kemudian kita taburkan ratus sebesar biji jagung [sendok makan].

Kain batik kemudian dikerudungkan diatas kurungan atau rak handuk sampai menutupi keliling berlapis 5 atau 10 lembar kain batik.

Kukusnya/asapnya tidak keluar selama sehari se4malam atau lebih lama, kain dibalak balikkan agar merata baunya.

Setelah selesai meratus baru dikukup dengan wangi-wangian dari aroma bunga rampai, kemudian baru diwiru. Jumlah wiru untuk wanita selebar 1 jari, sedangkan untuk batik pria 3 jari, banyaknya wiru tergantung panjang kain. Untuk model batik Solo pinggiran kain lipat 2 kali baru lipatan selanjutnya, sedangkan model bati Jogya pinggiran kain diperlihatkan.[seumber : emakku fans batik]

No comments:

Post a Comment