Friday 3 May 2013

Sang Kyai 62

Setelah hari raya, ingin pulang kampung sebagaimana yang lain, sebab aku selama ini tak bisa pulang kampung sebagaimana orang pada umumnya, di Pekalongan sendiri sebenarnya aku tak banyak yang mengenal jadi kalau pas lebaran tidak ada orang yang ingin berlebaran denganku, ya sebab aku bukan orang yang hidup suka menghabiskan waktu duduk duduk ngobrol dengan tetangga, bahkan setahun belum tentu aku bicara satu huruf pun dengan tetangga. Kenal juga paling yang menjadi muridku dan tetangga yang minta pertolongan entah pengobatan atau meminta diselesaikan masalahnya, bahkan semua tetangga tak tau namaku siapa sesungguhnya, aneh sepertinya tapi itulah kenyataannya, jadi kalau ada yang datang tamu dari jauh menanyakan namaku maka mereka akan kesulitan menemukan.

Tapi walau dalam keadaan lebaran ada saja tamu yang mencariku dan salah satunya dua orang yang mencariku disertai anak usia sekelas 4 SD, aku segera menemui tamu seperti biasa, aku tak banyak basa basi.

“Ada keperluan apa pak ?” tanyaku.

“Ini pak ustadz, soal anak saya..” jawabnya.

“Anaknya kenapa?”

“Ayo dik cerita sendiri..” kata si bapak anak itu sambil menyuruh anaknya.

“Ini pak, saya sering kerasukan…” kata anak itu sambil membetulkan letak duduknya.

“Kerasukan?” tanyaku mengulang.

“Iya pak ustadz, sudah setahun ini sering kerasukan.” jelas ayahnya. “Malah dia juga merasakan kalau mau kerasukan…, dia biasanya manggil aku kalau di rumah mau dirasuki, ini pak…. ini pak aku mau dirasuki, begitu ustadz, dan biasanya saya datang dia sudah menggereng gereng dengan mata merah…”

“Hm… bapak pernah kerja di Bogor?” tanyaku.

“Lhoh pak ustadz kok tau?”

“Jadi pernah kerja di Bogor?” tanyaku mengulang pertanyaan.

“Iya dulu mengirim barang pakaian tapi sebulan dua bulan ini sudah tidak kerja di sana…”

“Apa pernah mimpi atau melihat bayangan di rumah seorang anak kecil cebol dengan tubuh warna merah..? jadi seluruh badannya berwarna merah.”

“Lhoh kok ustadz tau, iya saya sering mimpi di rumah saya ada anak kecil berwarna merah..”

“Nah itu yang sering merasuki anak bapak..” kataku, rasanya malah kayak dukun main tebak tebakan. “Mungkin efeknya kalau masuk ke tubuh orang, atau anak kecil, anak itu akan terasuki dan tubuhnya terasa panas.”

“Wah benar ustadz kalau anak saya kerasukan memang selalu mengeluarkan hawa panas dari tubuhnya, apakah ini bisa ditolong anak saya, bagaimana ustadz kasihan anak saya…”

“Insa Allah bisa, semoga saja nantinya tak lagi kerasukan…” kataku sambil berdiri untuk mengambil air dan meniupnya, “Ini nanti diminumkan anaknya dan dipakai mandi, juga dipakai ngepel rumahnya.., semoga nanti tak kerasukan lagi.” jelasku, dan mengantar ketiga orang itu pamit pulang, dan Alhamdulillah beberapa hari kemudian mereka datang lagi, menceritakan kalau anaknya tak kerasukan lagi.

Memang kadang kala kalau lagi musim urusan jin maka urusannya jin melulu, ya ada orang kerasukan karena melewati tempat angker, atau ada orang yang dikirim orang jin, atau ada juga yang mempelajari ilmu tertentu, misal ilmu hikmah, atau ilmu kejawen, kemudian lantas dikuasai jin, dan selalu dalam pengaruhnya, dikendalikan oleh jin yang menguasai.

Memang jin yang menjadi anak buah syaitan itu selalu ingin menyesatkan manusia agar tersesat, jika kita tak hati-hati maka bisa saja tanpa kita sadari kita sudah dalam pengaruh jin, atau dikuasai jin tapi tak kita sadari. Karena tak berarti kita dikuasai jin lantas berprilaku yang aneh, kadang juga sama sekali tak berprilaku aneh sama sekali, tapi memang kebanyakan kalau dikuasai jin ya selalu berprilaku yang tak wajar, setidaknya ada yang aneh, keluar dari kewajaran, pertanda itu bisa berupa apa saja, tapi ada ciri-ciri tertentu.

Di antara tanda seseorang yang dikuasai jin diantaranya, pusing-pusing sebagian atau keseluruhan, leher berat/kaku, bahu, pundak selalu berat pegal nyeri, panas atau terasa berat pada bagian-bagian tertentu entah punggung atau pundak, atau kaki berat untuk melangkah, sakit pada perut atau ulu hati, dada sesak atau panas, gangguan sekitar rahim, prostat, ginjal, pandangan mata sering kabur tanpa sebab tertentu, mendengkur sangat keras ketika tidur atau suara gigi bergesekan bergeretukan, makan minum berlebihan, dan mudah lapar, tapi lama kenyangnya walau sudah makan banyak, karena sari makanan yang dimakan, dimakan oleh jin, sehingga kadang makannya banyak tapi orangnya lemes dan kurus, memiliki kekuasaan fisik yang di luar kemampuan umumnya manusia, sakit yang sangat pada jam-jam tertentu, sakit yang berpindah-pindah, sakit yang tiba-tiba datang dan tiba-tiba hilang.

Ada juga tanda-tanda secara prilaku misal mudah menjadi marah-marah, walau dengan sebab yang remeh atau kadang tanpa sebab sama sekali, dan wajah selalu diliputi aura suntuk dan sumpek, juga suka marah dan mudah sekali tersinggung, sering bingung tanpa sebab dan sulit konsentrasi, sebentar mau berkata apa, sudah lupa ketika mau mengatakannya, atau menaruh barang di mana baru sebentar sudah lupa sama sekali di mana menaruhnya, sehingga hidup jadi semrawut tidak teratur dan terkontrol. Sering bermimpi yang menakutkan misal soal kuburan, tempat-tempat angker, dan yang menakutkan atau sering bermimpi didatangi binatang buas, Sering bermimpi dengan orang yang sama atau bermimpi jatuh di tempat yang tinggi, bermimpi berada di tempat yang bau busuk sekali, resah, gelisah, takut, minder, sulit tidur, kalau mau tidur susah sekali, tapi kalau sudah tidur juga susah sekali dibangunkan, malas beraktifitas dalam kebaikan, sering berprasangka buruk, was-was, tak tenang, tak krasan duduk di satu tempat, apa-apa membosankan, mood tidak stabil, merasa ada bisikan-bisikan di hati atau di telinga, pernah atau sering mendengar suara letusan di atap atau di sekitar rumah khususnya malam hari, bisa melihat sesuatu (makhluk halus atau benda) yang umumnya tidak terlihat oleh orang lain, merasa selalu ada yang mengikuti, tidak bisa mengontrol gerakannya sendiri, seringnya tangan atau kaki tak sadar bergerak sendiri, merasa ada yang bergerak dalam tubuh, tubuh serasa sering merasa hal yang tak wajar seperti kesemutan tanpa sebab pasti.

Ada juga tanda-tanda seseorang itu ada atau tidak jin di dalam tubuhnya bisa dirasakan dan ketahui dari sering lupa pada jumlah rakaat shalat, terasa berat/mengantuk setiap berzikir atau membaca Al-Quran atau ketika hadir di pengajian.

Sering sulit bangun malam(Tahajjud), sering batal ketika wudhu sering tidak yakin ketika berwudhu sehingga mengulang-ulang wudhu, mandi janabah atau was-was ketika sholat, sering timbul mual ingin muntah, pusing, ketika dipakai dzikir, badan terasa berat dan malas. Sakit anggota badan hanya di waktu tertentu seperti kaki setelah waktu asar. Ada terasa benda bergerak di bawah kulit. Sayang dan suka yang kelewatan pada orang yang baru dikenal. Pikun ketika usia lanjut. Panas baran atau panas kayak kena cabai. Sikap berubah-ubah secara mendadak. Gelisah dan panas di tengkuk bila dengar al-quran. Suka melakukan tabiat buruk dan cenderung berprilaku buruk yang merugikan diri sendiri juga orang sekitar, sering sendawa bila mendengar al-quran. Jika perempuan sering keguguran ketika mengandung. Gagal melakukan hubungan kelamin. Mengantuk bila dengar al-qur’an juga mengantuk jika diajak pada kebaikan dan semangat jika diajak pada kejahatan. Jika perempuan darah haid turun lebih 15 hari dan berulang-ulang. Batuk berkepanjangan. Selalu ditindih ketika tidur, atau sering mengigau, kuat berangan-angan kosong. Terlalu rasa rendah diri dan tidak percaya diri. Mempunyai nafsu seksual yang melampaui. Mandul. Sering mendengarkan sesuatu bisikan. Melihat jin secara langsung. Sakit mental atau gila suka ngomong sendiri, suka melakukan perbuatan tanpa alasan yang bisa dimengerti misalkan pergi ke suatu tempat karena merasa diperintah ke tempat itu oleh bisikan.

Dan dalam kehidupan sehari-hari orang yang dalam dirinya itu ada jinnya biasanya terhalang rezekinya, sering gagal dalam usaha mencari nafkah, usaha apapun sifatnya merugi saja, bukan malah mendapat laba tapi malah rugi dan rugi, atau terhalang jodohnya, kadang sudah mau menikah sudah undangan disebar, tapi tidak jadi, dan itu terjadi berulang-ulang, dijauhi/dibenci rekan-rekan, semua orang seakan melihat sangat tak suka.

Pertanda diri dikuasai jin beda dengan rumah yang ada jinnya, atau tempat usaha yang ada jinnya, atau yang ditinggali ada jinnya walau ada kesamaan di hal-hal tertentu kalau rumah itu ada jinnya biasanya rumah akan terasa angker, atau orang akan merasa aneh di rumah itu. Kadang-kadang rumah membuat perasaan jadi gelisah atau atmosfernya terasa tebal dan berat. Atau, anda merasakan ada perubahan suhu di beberapa ruangan, menjadi lebih dingin daripada di ruangan lain. Hal ini disebabkan jin menyerap energi di sekitarnya untuk mewujudkan dirinya.

Sering kali orang juga merasa tidak sendirian di rumah itu. Mereka merasa sedang diamati, tapi mereka tidak melihat apa pun di sekitarnya. Kadang-kadang ada bayangan berkelebat. Meskipun ini tidak otomatis membuktikan kehadiran hantu atau jin, Anda perlu memperhatikannya untuk mengetahui apakah ada fenomena lain di sekitar Anda. Suara-suara yang aneh, seringkali ada suara ketukan di dinding dalam tiga seri, seperti tiga kali, enam kali, atau sembilan kali. Orang juga bisa mendengar suara orang berjalan, seperti langkah-langkah, mendengarkan suara lemari atau laci di dapur membuka atau menutup, musik, gelas pecah, atau suara orang mandi, bel berdering. Bau-bauan yang tidak biasa, aromanya bisa seperti parfum atau bunga-bungaan, melati, kenanga atau bunga lain atau bau menyan yang keras, baunya sangat manis, atau bau-bau yang busuk. Biasanya, mereka ini jin yang negatif dan mereka mengganggu. Benda-benda yang bergerak, kadang-kadang ada barang, seperti peralatan makan dari perak, yang jatuh gemerincing entah di mana. Atau, batu-batu yang beterbangan di rumah. Lampu terus-menerus menyala dan padam. Rumah dan perabotannya bergoyang-goyang, seolah anda mengalami gempa bumi seorang diri. Jika ada anjing, perilaku anjing menjadi aneh, anjing akan menggonggong atau tiba-tiba meringkuk. Jika tidur dalam rumah sering mengalami, kayak ditindih atau dicekik, bayi juga sering menangis dengan tangisan yang tidak wajar sampai susah didiamkan, mimpinya orang yang dalam rumah itu juga buruk, di dalam rumah hawanya panas, antara penghuni satu dengan yang lain sangat mudah sekali cek cok, saling marah saling menyalahkan, bahkan jika suami istri maka akan sering cekcok sampai banting gelas piring, anak anak yang di dalam rumah ada jinnya juga akan sulit sekali diatur, perkembangan emosi mereka labil, malas belajar, dan jika meminta sesuatu tak dituruti bisa sampai marah-marah yang diluar kendali.

Penampakan, nah ini gambaran yang paling jelas. Hal itu bisa berupa bola berkabut dan berkilauan atau sosok yang tampak melayang di udara. Sebagian orang melihat cahaya berkelap-kelip dalam warna biru, oranye, atau amber. Ada juga yang melihat beberapa bagian tubuh dalam wujud lengan atau kaki. Hal ini akan terlihat padat, seperti daging. Bukti paling meyakinkan bahwa sebuah rumah berhantu adalah jika anda bisa merekam gambar dari hantu itu, bahkan merekam suara-suaranya.

Yang jelas di dalam diri ada jinnya, atau dalam rumah ada jinnya itu sangat tak baik buat kita sebagai orang yang beriman kepada Allah, dan hanya berharap Allah lah sebaik-baiknya penolong, Alloh lah sebaik-baiknya tempat bersandar dan bertawakal. Siapa yang bertawakal pada Allah maka Allah akan menanggungnya.

Dan sering juga kadang dalam tubuh manusia itu sama sekali tak dapat diketahui ada jinnya apa tidak, dan itu juga sama sekali tak disadari oleh orang yang mengalami.

Ini akan kuceritakan beberapa cerita dari orang yang datang ke rumah karena dalam tubuhnya ada jinnya, mungkin itu bisa saja terjadi pada siapapun yang membaca kisah ini, ini hanya berdasar pada yang ku alami, seperti saat itu hari sudah sore baru juga selesai sholat, dan baru selesai dzikir pondasi, biasa mertuaku kalau ada tamu ribut, pengennya tamu segera ditemui, biasanya akan menyuruh anakku untuk terus terusan memanggil, ya kalau kulanjutkan dzikir pasti ndak akan tenang, segera saja ku temui tamu, seorang pemuda yang seumuran denganku.

Ku lihat dia berusaha menghindar menatap wajahku, seperti orang silau di kegelapan yang terkena cahaya lampu mobil, aku tetap duduk di depannya, walau dia miring miring menghindari menatapku, dan menutup wajahnya dengan tangannya.

“Kenapa?” tanyaku.

“Ya seperti ini, kalau saya berhadapan dengan orang yang ada isinya…” jawabnya.

“Ooo begitu..? Apa yang bisa saya bantu?” tanyaku lagi.

“Ada jin dalam tubuh saya, mohon dikeluarkan…”

“Sudah berapa lama?”

“Sudah dua tahunan..”

“Awalnya bagaimana?”

“Saya sendiri tak tau awalnya bagaimana? Tiba-tiba ya begini.” Aku terdiam, dia masih berusaha tak menatap ke tubuhku…..

“Sudah pernah diobatkan kemana saja?” tanyaku setelah memilih pertanyaan yang tepat.

“Sudah, bukan hanya ke dokter tapi juga ke kyai dan paranormal, dan di mana ada orang memberitahu saya soal orang yang bisa mengobati maka saya akan berusaha datang, tapi hasilnya nihil, kadang ada yang bisa mengeluarkan jin dari tubuh, dan malah mereka yang muntah darah, atau kalah dengan keroyokan jin di dalam tubuh saya…., anehnya saya tak tau kenapa ada jin di tubuh saya, tau tau ya ada di dalam tubuh saya, malah saya mau kesini tadi, harus tarik tarikan dengan jin dalam tubuh saya, sehingga saya harus melangkah setindak demi setindak, selangkah kalau ada pohon, saya pegangan pohon.”

“Kok bisa begitu?”

“Iya karena jin dalam tubuh saya tau kalau mau saya obatkan…, dan jika yang saya mau datangi orang yang benar-benar isi, mereka akan berusaha menahanku, dan berusaha menguasai kaki dan tanganku…, tapi alhamdulillah setelah tarik tarikan dari jam tiga tadi waktu masuk gang ini, sekarang sampai juga…”

“Sebentar ku ambikan air dulu.” kataku sambil mengambil air dari dzikir malam minggu kliwon, lalu air ku tiup doa agar jin dalam tubuh lelaki di depanku ini dikeluarkan. Setelah ku tanya nama dan nama ayahnya, maka air ku tiup dan ku berikan untuk diminum.

Ku lihat tangan yang satu mencoba menahan agar air tidak terminum, tapi tangan yang satunya lagi berusaha agar air terangkat dan bisa diminum, rupanya dia dikuasai separo, separo dikuasai jin, dan separo masih dalam kendali kesadarannya, akhirnya air bisa diminumnya, dia segera menggeleng gelengkan wajahnya, kayak orang sedang mengibarkan sesuatu, lalu mulai menggereng gereng seperti suara macan, ku tanya..

“Assalamualaikum, ini dengan siapa..?” tanyaku.

Dia tak menjawab hanya menggereng-gereng, karena ku tanya berulang kali tak menjawab, maka ku keluarkan saja jinnya, dan berganti masuk jin yang lain, dengan suara cekikikan kayak suara perempuan, setelah ku salami dan ku tanya tak menjawab, maka ku keluarkan lagi, begitu berulang-ulang, entah sudah ada berapa jin yang sudah ku keluarkan, tapi tak satupun yang menjawab pertanyaanku, ada yang seperti suara kucing, meliuk seperti ular, dan lain lain…. sampai ada yang juga jin yang membuka percakapan.

“Assalamualaikum…. gus…”

“Waalaikum salam, jawabku, dengan siapa ini?”

“Saya… saya jin muslim..” jawabnya, “Aduh saya diapakan gus, kok tubuh saya panas semua…?”

“Saya tak mengapa-apakan…”

“Tapi tanganmu itu berat sekali gus…”

Ku lepaskan tanganku dari menempel di tubuhnya…

“Bagaimana kamu ada di dalam tubuh orang ini?”

“Saya tak tau, tiba tiba saya ada di dalam tubuh orang ini…”

“Apa kamu dikirim orang?” tanyaku menyelidik.

“Tak tau gus, saya ndak tau, benar saya tak tau..”

“Ya sudah kalau tak bisa menunjukkan, ini mau saya keluarkan, apa keluar sendiri?”

“Biar saya keluar sendiri…. Assalamualaikum..” katanya lantas dia keluar dari tubuh orang di depanku.

Tapi lantas ada lagi jin yang menunjukkan eksistensinya, yang agak keras, dia mengeluarkan jurus untuk menyerangku, ada sedikit tekanan ke arah tubuhku, ku hanya perlu konsentrasi sedikit pada lafadz Allah di dadaku, dan tanpa aku harus melakukan gerakan segera jin itu pun sudah tertolak serangannya, sebenarnya teori seperti ini teori yang sederhana, jika kita sudah menembusi latifah kita, maka dengan sendirinya kita akan terhubung dengan Allah.

Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Di setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, Ibn Mubarak mengatakan bahwa Khalid bin Ma’dan berkata kepada sahabat Mu’adz bin Jabal RA, “Ceritakanlah satu hadits yang kau dengar dari Rasulullah SAW, yang kau menghafalnya dan setiap hari kau mengingatnya lantaran saking keras, halus, dan dalamnya makna hadits tersebut. Hadits manakah yang menurut pendapatmu paling penting?”

Mu’adz menjawab, “Baiklah, akan kuceritakan.” Sesaat kemudian, ia pun menangis hingga lama sekali, lalu ia bertutur,

“Hmm, sungguh kangennya hati ini kepada Rasulullah SAW, ingin rasanya segera bersua dengan beliau..”

Ia melanjutkan, “Suatu saat aku menghadap Rasulullah SAW. Ia menunggangi seekor unta dan menyuruhku naik di belakangnya, maka berangkatlah kami dengan unta tersebut. Kemudian dia menengadahkan wajahnya ke langit, dan berdoa, “Puji syukur kehadirat Allah, Yang Maha berkehendak kepada makhluq-Nya menurut kehendak-Nya.” Kemudian beliau SAW berkata, “Sekarang aku akan mengisahkan satu cerita kepadamu yang apabila engkau hafalkan, akan berguna bagimu, tapi kalau engkau sepelekan, engkau tidak akan memiliki hujjah kelak di hadapan Allah SWT.”

“Hai, Mu’adz! Allah menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit ada satu malaikat yang menjaga pintu, dan tiap-tiap pintu langit itu dijaga oleh malaikat penjaga pintu sesuai harga pintu dan keagungannya. Maka, Malaikat hafazhah (malaikat yang memelihara dan mencatat amal seseorang) naik ke langit dengan membawa amal seseorang yang cahayanya bersinar-sinar bagaikan cahaya matahari. Ia, yang menganggap amal orang tersebut banyak, memuji amal-amal orang itu. Tapi, sampai di pintu langit pertama, berkata malaikat penjaga pintu langit itu kepada malaikat hafazhah, “Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga tukang pengumpat, aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk tukang mengumpat orang lain. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya.”

Keesokan harinya, ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal shalih seorang lainnya yang cahayanya berkilauan. Ia juga memujinya lantaran begitu banyaknya amal tersebut. Namun malaikat di langit kedua mengatakan, “Berhentilah, dan tamparkan amal ini ke wajah pemiliknya, sebab dengan amalnya itu dia mengharap keduniaan. Allah memerintahkanku untuk menahan amal seperti ini, jangan sampai lewat hingga hari berikutnya.” Maka seluruh malaikat pun melaknat orang tersebut sampai sore hari.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit dengan membawa amal hamba Allah yang sangat memuaskan, dipenuhi amal sedekah, puasa, dan bermacam-macam kebaikan yang oleh malaikat hafazhah dianggap demikian banyak dan terpuji. Namun saat sampai di langit ketiga berkata malaikat penjaga pintu langit yang ketiga, “Tamparkanlan amal ini ke wajah pemiliknya, aku malaikat penjaga orang yang sombong. Allah memerintahkanku untuk tidak menerima orang sombong masuk. Jangan sampai amal ini melewatiku untuk mencapai langit berikutnya. Salahnya sendiri ia menyombongkan dirinya di tengah-tengah orang lain.

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah yang naik ke langit keempat, membawa amal seseorang yang bersinar bagaikan bintang yang paling besar, suaranya bergemuruh, penuh dengan tasbih, puasa, shalat, naik haji, dan umrah. Tapi, ketika sampai di langit keempat, malaikat penjaga pintu langit keempat mengatakan kepada malaikat hafazhah, “Berhentilah, jangan dilanjutkan. Tamparkanlah amal ini ke wajah pemiliknya, aku ini penjaga orang-orang yang suka ujub (membanggakan diri). Aku diperintahkan untuk tidak menerima masuk amal tukang ujub. Jangan sampai amal itu melewatiku untuk mencapai langit yang berikutnya, sebab ia kalau beramal selalu ujub.

Kemudian naik lagi malaikat hafazhah ke langit kelima, membawa amal hamba yang diarak bagaikan pengantin wanita digiring kepada suaminya, amal yang begitu bagus, seperti amal jihad, ibadah haji, ibadah umrah. Cahaya amal itu bagaikan matahari. Namun, begitu sampai di langit kelima, berkata malaikat penjaga pintu langit kelima, “Aku ini penjaga sifat hasud (dengki, iri hati). Pemilik amal ini, yang amalnya sedemikian bagus, suka hasud kepada orang lain atas kenikmatan yang Allah berikan kepadanya. Sungguh ia benci kepada apa yang diridhai Allah SWT. Saya diperintahkan agar tidak membiarkan amal orang seperti ini untuk melewati pintuku menuju pintu selanjutnya.. “

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik dengan membawa amal lain berupa wudhu yang sempurna, shalat yang banyak, puasa, haji, dan umrah. Tapi saat ia sampai di langit keenam, malaikat penjaga pintu ini mengatakan, “Aku ini malaikat penjaga rahmat. Amal yang seolah-olah bagus ini, tamparkanlah ke wajah pemiliknya. Salah sendiri ia tidak pernah mengasihi orang. Bila ada orang lain yang mendapat musibah, ia merasa senang. Aku diperintahkan agar amal seperti ini tidak melewatiku hingga dapat sampai pada pintu berikutnya.”

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik ke langit ketujuh dengan membawa amal seorang hamba berupa bermacam-macam sedekah, puasa, shalat, jihad, dan kewara’a. Suaranya pun bergemuruh bagaikan geledek. Cahayanya bagaikan malaikat. Namun tatkala sampai di langit yang ketujuh, malaikat penjaga langit ketujuh mengatakan, “Aku ini penjaga sum’at (ingin terkenal / Riya). Sesungguhnya orang ini ingin dikenal dalam kelompok, kelompok, selalu ingin terlihat lebih unggul disaat berkumpul, dan ingin mendapatkan pengaruh dari para pemimpin.. Allah memerintahkanku agar amalnya itu tidak sampai melewatiku. Setiap amal yang tidak bersih karena Allah, itulah yang disebut Riya. Allah tak akan menerima amal orang-orang yang riya.”

Kemudian ada lagi malaikat hafazhah naik membawa amal seorang hamba: shalat, zakat, puasa, haji, umrah, akhlak yang baik, pendiam, tidak banyak bicara, dzikir kepada Allah. Amalnya itu diiringi para malaikat hingga langit ketujuh, bahkan sampai menerobos memasuki hijab-hijab dan sampailah kehadirat Allah.

Para malaikat itu berdiri dihadapan Allah. Semua menyaksikan bahwa amal ini adalah amal yang shalih dan ikhlas karena Allah SWT.

Namun Allah berfirman, “Kalian adalah hafazhah, pencatat amal-amal hamba-Ku. Sedangkan Akulah yang mengintip hatinya. Amal ini tidak karena-Ku. yang dimaksud oleh si pemilik amal ini bukanlah Aku. Amal ini tidak diikhlaskan demi Aku. Aku lebih mengetahui dari kalian apa yang dimaksud olehnya dengan praktek itu. Aku laknat dia, karena menipu orang lain, dan juga menipu kalian (para malaikat hafazhah). Tapi Aku tak’kan tertipu olehnya. Aku ini yang paling tahu akan hal-hal yang ghaib. Akulah yang melihat isi hatinya, dan tidak akan samar kepada-Ku setiap apapun yang samar. Tidak akan tersembunyi bagi-Ku setiap apapun yang tersembunyi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi sama dengan pengetahuan-Ku akan apa yang akan terjadi. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah lewat sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang akan datang. Pengetahuan-Ku kepada orang-orang terdahulu-Ku sebagaimana pengetahuan-Ku kepada orang-orang yang kemudian. Aku lebih tahu atas apapun yang tersamar dari rahasia. Bagaimana bisa amal hamba-Ku menipu-Ku. Dia bisa menipu makhluk-makhluk yang tidak tahu, sedangkan Aku ini Yang Mengetahui hal-hal yang ghaib. Laknat-Ku tetap kepadanya. Tujuh malaikat hafazhah yang ada pada saat itu dan 3000 malaikat lain yang mengiringinya menimpali, “Wahai Tuhan kami, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami kepadanya.” Maka, semua yang ada di langit pun mengatakan, “Tetapkanlah laknat Allah dan laknat mereka yang melaknat kepadanya.” tahanlah mulutmu, Mu’adz pun kemudian menangis terisak-isak dan berkata,

“Ya Rasulullah, bagaimana bisa aku selamat dari apa yang baru engkau ceritakan itu?”

Rasulullah SAW menjawab, “Wahai Mu’adz, ikutilah nabimu dalam hal keyakinan.!”

Mu’adz berkata lagi, ‘Wahai Tuan, engkau adalah Rasulullah. Sedangkan aku ini hanyalah si Mu’adz bin Jabal, bagaimana aku dapat selamat dan terlepas dari bahaya tersebut?”

Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya dalam amalmu ada kelengahan, tahanlah mulutmu, jangan sampai menjelek-jelekkan orang lain, dan juga saudara-saudaramu sesama ulama. Apabila engkau hendak menjelek-jelekkan orang lain, ingatlah pada dirimu sendiri. Sebagaimana engkau tahu dirimu pun penuh dengan aib. Jangan membersihkan dirimu dengan menjelek-jelekkan orang lain. Jangan mengangkat dirimu sendiri dengan menekan orang lain. Jangan Riya dengan amalmu agar diketahui orang lain. Janganlah termasuk golongan orang yang mementingkan dunia dengan melupakan akhirat. Kamu jangan berbisik-bisik dengan seseorang padahal disebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur kepada orang lain, nanti akan kadaluarsa bagimu kebaikan dunia dan akhirat. Jangan berkata kasar dalam suatu majelis dengan maksud supaya orang-orang takut akan keburukan akhlaqmu itu. Jangan mengungkit-ungkit ketika berbuat kebaikan. Jangan merobek-robek (pribadi) orang lain dengan mulutmu, kelak kamu akan dirobek-robek oleh anjing-anjing neraka jahannam, sebagaimana firman Allah, “Wannaasyithaati nasythaa.” (Di neraka itu ada anjing-anjing perobek badan-badan manusia, yang mengoyak-ngoyak daging dari tulangnya.)

Aku (Mu’adz) berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang akan kuat menanggung penderitaan semacam ini?” Jawab Rasulullah SAW, “Wahai Mu’adz, yang kuceritakan tadi itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan oleh Allah SWT. Cukup untuk mendapatkan semua itu, engkau menyayangi orang lain sebagaimana engkau menyayangi dirimu sendiri, dan membenci sesuatu terjadi kepada orang lain apa-apa yang engkau benci bila sesuatu itu terjadi kepadamu. Bila seperti itu, engkau akan selamat, terhindar dari penderitaan itu.”

Khalid bin Ma’dan (yang meriwayatkan hadits itu dari Mu’adz RA) mengatakan, “Mu’adz sering membaca hadits ini sebagaimana seringnya ia membaca Al-Qur’an, mempelajari hadits ini sebagaimana ia mempelajari Al-Qur’an dalam majelisnya.”

Seseorang siapapun itu tidak akan bisa mengendalikan dirinya atas hatinya, atas jasmaninya, atas ruhnya, karena arrukhu min amri robbi, ruh itu urusannya Allah, hati itu urusannya Allah, ruh itu urusannya Allah, dalam diri manusia itu ada tujuh latifah, sebagaimana ada pintu tujuh langit, latifah itu adalah latifah qolbi, latifah sir, latifah khofi, latifah akhfa, latifah ruh, latifah nafsi, dan latfah kullu badan.

Kalau manusia itu membersihkan latifah dalam tubuhnya, maka sama saja dia membersihkan diri dari 7 kekotoran yang menjadi sebab tertolaknya amal sampai menembusi 7 langit, dengan sendirinya kalau tujuh latifahnya bersih dari sifat tercela maka sama saja dia telah membuka 7 pintu langit, ini sebenarnya teori sangat sederhana, tapi mungkin jarang orang yang berfikir ke sana.

Jika 7 latifah kita terbuka bersih dari batu dan kekotoran yang menutup sumur fadzilah, maka air fadzilah dari Allah akan memancar, memancar tanpa harus kita mengupayakan agar air keluar, sebagaimana sumur yang telah ketemu sumbernya yang ada 7, sumur itu akan menyumber terus tanpa kita mengupayakan agar airnya keluar, nah saat pembersihan dan penggalian 7 pintu latifah itu, dan saat pembersihan soal ruhani itu jelas bukan urusan kita, atau penyedot debu dari manapun, juga bukan urusan cleaning servis manapun, tak ada pembersih atau sabun apapun yang bisa membersihkan, tak bisa itu dilakukan manusia, kecuali oleh Allah yang bisa membolak balikkan hati, penguasa alam ruh, alam sir dan akhfa.

Maka tak ada solusi paling cerdas, melebihi solusi mendekatkan sang maha membersihkan yaitu Allah agar ruh kita qolbu kita dibersihkan, dan pendekatan itu dengan memperbanyak dzikir mengingatNya. Sebab Allah itu beda dengan mahluq, Dia tak butuh disogok atau membutuhkan makanan enak, atau diberi parcel agar kita menjadi dekat, tapi Dia didekati dengan pendekatan kehambaan kita, maunya kita menghamba, mengingatNya… dalam tidur, duduk, berdiri, menunjukkan kecintaan kita.

Nah ini juga sebenarnya juga kemudian berhubungan dengan urusan jin itu, kok bisa?

Sebenarnya ini pengalaman saja, jadi kejadian yang terjadi sebagaimana pengalaman yang kualami, lalu aku mengambil kesimpulan, dan siapa saja nanti bisa mempraktekkan dengan apa yang akan kuceritakan ini.

No comments:

Post a Comment