Monday 20 May 2013

Kita tidak terlepas dari sifat jahil dan tergopoh gapah. Kita mudah bingung dalam memilih jalan serta tidak sabar menanti hasil yang baik. Sebelum kita melenceng lebih jauh, Kita tidak seharusnya hanya asyik memandang kepada mereka yang dipilih untuk sampai kepada Allah dan dibukakan kepada mereka ini tabir yang menutup segala kegaiban. Meskipun kita terpesona dengan prestasi yang telah mereka peroleh, kita tidak seharusnya mengarahkan semangat dan kerja keras untuk mencapai kondisi yang serupa. Sudah menjadi kebiasaan untuk sebagian ahli tarekat mengarahkan amal ibadah dan dzikir untuk tujuan menyingkap tabir ghaib. Beberapa jenis zikir diamalkan untuk memecahkan hijab-hijab tertentu. Zikir-zikir secara demikian tidak menyampaikan seseorang hamba kepada Tuhannya. Setelah mereka banyak berzikir namun, hati mereka masih merasa jauh dari Tuhan, maka mereka mulai merasa putus-asa dan timbullah keraguan di dalam hatinya. Kondisi yang demikian terjadi kepada orang yang membuat zikir sebagai alat untuk memperoleh posisi.

Ada pula orang yang menjadikan zikir sebagai alat untuk memperoleh kekeramatan. Di tengah jalan mereka mendapat jazbah khadam lalu dibawa ke alam khadam. Terpesonalah mereka dengan berbagai-bagai makhluk halus yang memamerkan berbagai keanehan sehingga lupalah mereka kepada Allah swt yang menjadi maksud dan tujuan. Mereka tidak lagi meminta kepada Allah swt tetapi meminta kepada khadam. Bertambah teballah dinding antara mereka dengan tauhid yang hakiki. Kalam Hikmat di atas menarik orang yang baru dalam perjalanan supaya menetapkan kaki pada jalur yaitu dengan memperhatikan kepada diri sendiri, memeriksa segala keaiban diri dan memperbetulkannya, sesuai dengan firman Allah swt:

Dan juga pada diri kamu sendiri. Maka mengapa kamu tidak ingin melihat serta memikirkan (dalil-dalil dan bukti itu)? (Ayat 21: Surah adz-Dzaariyaat)
Ungkapan yang populer di kalangan ahli tasauf adalah:

Siapa yang kenal dirinya kenallah Tuhannya. Siapa yang kenal Tuhannya binasalah jasadnya.

=============================================================

siapa yang kenal Allah maka tidak menyandarkan diri pada dirinya, tidak mengedepankan egonya, tidak mementingkan kepentingannya di atas kepentingan Allah. sebab tau dirinya diciptakan untuk menghamba. menjadi budaknya Allah, hidup untuk melayani majikan yaitu Allah.

No comments:

Post a Comment