Sunday 27 May 2012

Cara Merawat Anggrek Sistem Hidrokulture

bunga anggrek bulan
Bagaimana cara Merawat anggrek dengan sistem hidroponik ?berikut ini ada beberapa langkah dan tatacaranya.



Hidroponik tak hanya dikenal untuk sayuran, tanaman hias terutama anggrek hybrid dapat dipacu pertumbuhannya dengan metode hidroponik. Mlahan untuk meningkatkan pertumbuhan dan pembuangan, media tanamnya dimanipulasi.



Di sejumlah negara maju anggrek telah menjadi tanaman hias paling primadona. bahkan pada musim dingin anggrek dapat hidup dengan menempatkannya kedalam sebuah ruangan. salah satu metode yang paling banyak digunakan adalah memanipulasi media tanam dan teknik hidroponik. Dengan dikembangkannya hidroponik yang termodifikasi, media yang yang digunakan adalah clay pellet semacam tanah liat yang dicetak bulat-bulat,metode ini sangat efisien terhadap pemakaian air, ruang dan memberikan hasil tinggi. Disamping itu, medium dilengkapi alat penunjuk berupa indikator air yang bekerja secara otomatis. selain itu sistem ini mampu memonitor nutrisi cair dipot bagian luar atau disebut reservoir, sehingga kebutuhan nutrisi tetap terjaga.





Manipulasi media :





Dialam anggrek tumbuh dibebatuan dan pepohonan, tak semuanya tumbuh diatas tanah. Anggrek memiliki sistem pengakaran yang unik akarnya berperan menangkap suhu basah dan nutrisi diserap dari air hujan dan embun.Banyak cara agar anggrek bisa hidup seperti habitatnya semula dengan memanipulasi media tanam. Kebanyakan didekitar kita menggunakan media tanam pecahan batu bata dan bisa memakai clay pellet, clay pellet dibuat dengan keadaan steril. Karena itu proses pembuatannya dalam oven. Media ini memberi kondisi lembab, terutama didaerah sekitar perakaran, juga lingkungan sekitar tanaman. designya dibuat lembab tetapi tidak basah pada tanaman.





Sekitar akar harus lembab :





Beda dengan hidroponik sayuran, tanaman tak tumbuh diair, namun menjamin ketersediaan air disekitar perakaran sesuai kebutuhan tanaman. metode ini bisa juga dibuat model tiruan dengan lebih sederhana. Prinsipnya adalah dengan menciptkan kelembaban disekitar perakaran.



Hidrokultural anggrek memanfaatkan dua pot yang fungsinya sebagai tempat pemisah antara media pellet dan pot luar berisi nutrisi cair. sebelum digunakan clay pellet dikeringkan atau dioven. Hidropot dibersihkan lebih dulu dengan cara mencuci bersih. Kemudian diisi clay pellet dan disiram dengan air mengalir. Selanjutnya diletakkan dipot lain yang lebih besar dan berisi nutrisi.



Perawatan selanjutnya nutrisi cukup disiramkan pada clay pellet dan diukur berapa lama media tersebut akan habis, kemudian tambahkan lagi nutrisinya. Pada waktu repotting tidak perlu memindahkan semua media, tanaman hanya dipindahkan pada pot yang lebih besar, sementara clay pellet ditambahkan pada pot yang baru sesuai kebutuhan. Pemangkasan akar perlu dilakukan agar pertumbuhan tidak terganggu.





Alasan kenapa hidroponik :





1. Hemat pemakaian air

2. Jadwal kapan air diberikan dan berapa banyaknya dapat dikontrol

3. Kelembaban media merata dan dapat bertahan sepanjang waktu, sehingga dapat mengurangi gangguan serangan hama.

4. daerah sekitar perakaran akar tetap terjaga, merangsang produksi dedaunan sehat, otomatis produksi bunga lebih banyak.

5. Ketika penggantian pot, tak sampai merusak sekitar daerah perakaran secara ekstrim. Tak perlu banyak mengubah media yang telah ada

6. Teknik yang ramah lingkungan.

7. Disebut juga dengan sistem hidrokulture yang hypoallergenik, tanpa tanah, menghindari penyakit dan jamur.







Sebaiknya Repotting dilakukan Dua Tahun Sekali





Sejumlah anggrek memerlukan pemindahan pot setiap dua tahun. Media kulit pohon atau moss pada anggrek semakin jelek. jika tidak dilakukan repotting [penggantian pot] media kulit pohon akan terdekomposisi, akibatnya aerasi sisekitar perakaran kurang baik. Drainase juga terhambat, sehingga media pertumbuhnannya menjadi lembek. Akibatnya tanaman secara bertahap mati dan akar membusuk. Idealnya, anggrek direpotting setelah pembungaan berakhir.





Anggrek dapat tumbuh baik dalam wadah atau kontainer yang mjempunyai lubang drainase dibagian bawah. sebab ventilasi dibagian bawah penting agar tanaman tumbuh dengan baik. Air seharusnya tak tersisa didasar pot. Pot yang digunakan lebih dahulu direndam dalam desinfektan seperti Physan 20. Selanjutnya, dipilihlah pot yang lebih besar, sehingga dapat mengakomodasi pertumbuhan tanaman pada tahun berikutnya.





Demikian halnya dengan media yang digunakan, disesuaikan dengan ukuran dan tipe pertumbuhan anggrek. Pemindahan tanaman dari pot dilakukan dengan cara hati-hati, agar tidak menyebabkan kerusakan akar. goncangkan pot perlahan dan pindahkan media kulit kayu lama dari akar.





Untuk menjaga tanaman dari bakteri dan infeksi virus, sterilkan erlebih dulu peralatan seperti gunting dengan desinfektan, lalu dibakar diatas api. Potong akarnya yang telah mati, sementara akar yang sehat adalah yang berwarna putih krem. Akar yang keluar pot sebaiknya dipotong, sehingga akar yang hidup dalam pot yang dipelihara. tak lupa potong tangkai dan daun yang mati. Bunag jika ada bagian yang terkena penyakit.





Untuk menghasilkan bunga dengan ukuran besar, minimal 3-5 bulb dipelihara. Sebab ukuran dan jumlah tanaman mempengaruhi ukuran bunga yang akan muncul. Bila lebih dari 5 bulb, sebaiknya potong akar atau rizhoma menjadi dua bagian. Akar yang dipotong tadi dicelupkan dalam Rootone atau Athracol untuk menstimulsi pertumbuhan akar baru serta terhindar dari infeksi bakteri.





Posisi tanaman pada pot baru tidak menjadi masalah pada anggrek monopodial seperti Phalaenopis, yaitu berada ditengah-tengah pot. Sedangkan pada anggrek simpodial seperti Cattleya, penempatan pada bagian tengah pot adalah yang mempunyai pertumbuhan baru. Perlu diingat, bulb pada anggrek simpodial diletakkan dipermukaan media.





Tempatkan pot baru pada tempat yang ternaungi. Sebaiknya jangan menyiram tanaman sampai 7-10 hari. Selama 2 minggu setelah repotting, siramlah tanaman sesuai dengan jadwal. Setelah sebulan akar mulai tumbuh. Selanjutnya pindahakan tanaman pada lokasi yang agak teduh.

No comments:

Post a Comment